Selasa, 24 Januari 2012

Mahasiswa Faperta Unpad Raih Dua Kemenangan Dalam Jambore Ilmu Tanah Indonesia




[Unpad.ac.id, 2/05/2011] Delegasi Fakultas Pertanian Unpad yang mengikuti Soil Judging Contest (SJC) dan Poster Competition dalam ajang Jambore Ilmu Tanah Indonesia (JITI) V di Universitas Tanjungpura Pontianak pada 20-25 April lalu, berhasil membawa pulang dua kemenangan untuk Unpad. Tim yang mewakili cabang lomba soil judging contest berhasil menjadi juara dua, sementara juara tiga berhasil diraih dari cabang lomba poster.

Tim Soil Judging Contest saat tampil di Pontianak *
Mereka yang mewakili Unpad dalam ajang dua tahunan itu semuanya merupakan mahasiswa Jurusan Ilmu Tanah Faperta Unpad. Adapun yang kemudian memenangkan juara dua dalam soil judging contest adalah Hingdri, Wino A.N., dan Wardiman W. Katili. Sementara itu, adalah Firli M. yang menyumbangkan juara tiga dalam lomba poster.
Tema yang diangkat pada JITI V kali ini adalah “Solidaritas untuk Konservasi.” Sejalan dengan hal itu, lomba poster pun bertemakan “Konservasi Lingkungan” dan karenanya Firli yang mewakili Unpad dalam cabang lomba tersebut, berupaya mengekspresikan dampak peru bahan lingkungan maupun tindakan konservasi dalam bentuk gambar.
Sementara itu, soil judging contest yang lebih mengarah pada tindakan aplikatif untuk merumuskan strategi pengelolaan suber daya alam, menantang para peserta untuk lebih tahu tentang lahan gambut. Ditemui Sabtu (30/04) ini, Hingdri salah seorang anggota timsoil judging contest asal Unpad mengaku bahwa sebelumnya ia dan rekan-rekannya sama sekali buta tentang lahan gambut.
“Tanahnya beda dengan kita, bukan tanah mineral. Kami menginjak tanah gambut pun tidak pernah,” ungkapnya.
Meski begitu, ia menjelaskan bahwa sebelum berangkat, mereka sempat melakukan persiapan hingga sekitar sebulan lamanya. Hal itu mereka lakukan dengan berbagi pada mahasiswa yang tingkatannya di atas mereka, melalui latihan dan pengarahan dari dosen tentang bagaimana sifat tanah di sana, juga dengan bertanya pada rekan-rekan yang pernah ke Palembang.
Yang menarik adalah meski dalam JITI V hanya tiga orang yang mewakili di soil judging contest dan satu orang lainnya di lomba poster, Hingdri mengatakan bahwa persiapan untuk mengikuti ajang tersebut telah dipersiapkan bersama lima orang delegasi Faperta Unpad lainnya, yakni M. Luqman K., Fitri Fajriyanti, Rizky Febria, Diandra Putra, Septian Dwi S.P.
Perangkat teorinya sudah mereka miliki, itu semua kemudian dipergunakan dalam soil judging contest di mana mereka harus melakukan survey dan identifikasi lahan. “Kami harus mengidentifikasi tanahnya sampai ke tingkat ordo dan subgrupnya, jadi benar-benar merinci,” jelasnya.
Tidak hanya berheti pada identifikasi lahan, para peserta juga diminta mengamati sifat tanah gambut dan merekomendasikan tata guna lahan serta evaluasi potensi lahan di daerah Provinsi Kalimantan Barat. Tanah yang kala itu diberikan kepada para peserta dalam kontes tersebut adalah tanah gambut yang berasal dari daerah Rasau Jaya Kabupaten Kubu Raya.
Dalam kesempatan kali itu, mereka ternyata diberi jens tanah gambut dalam. Karena menurut teori tanah gambut itu tidak cocok untuk usaha pertanian, tim asal Unpad itu pun mengusulkan untuk tidak dilakukan apa-apa, kecuali konservasi lahan.
Saat berbicara tentang pentingnya turut aktif dalam kegiatan-kegiatan semacam itu, Hingdri menyebutkan bahwa Indonesia memiliki lahan gambut terluas di Asia Tenggara, bahkan nomor tiga di dunia. Menurutnya, ada banyak potensi yang bisa digali dalam gambut dan itu harusnya dikelola dengan baik agar jangan sampai ada pembalakan liar dan pengrusakan lahan yang memusnahkan organisme-organisme lokal.
“Ajang semacam itu juga penting karena memungkinkan mahasiswa untuk menggali ilmu tanah yang ada di sana hingga ke aspek bagaimana tanah bisa menyejahterakan masyarakat,” pungkasnya. (eh)*

0 komentar:

Posting Komentar

 

ShoutMix chat widget