Selasa, 24 Januari 2012

Pertanian Ibu Pertiwi Layu Sebelum Berkembang


Indonesia adalah negeri sejuta agraris dalam gambaran kehidupan masyarakat yang multi etnik. Hal ini dikarenakan sebagian besar masyarakat dari negeri ini memiliki sumber penghidupan dari sektor pertanian yang terus turun temurun dibawa dari generasi yang ada. Sektor ini pula yang menjadi tiang negera yang paling penting dalam memegang segala sektor yang ada. Siapa tak kenal akan sektor ini, dimulai dari yang muda hingga tua memahami sektor ini dan bagaimana perspektif yang ada. Hal ini berawal dari pola kehidupan yang terbentuk dahulu dari jaman purbakala hingga kini yang mulai menuju modern.

Namun sektor ini terlihat masih saja dianggap dipandang sebelah mata oleh banyak pihak terhadap perkembangannya. Pembangunan dari sektor ini telah lama didambakan masyarakat untuk tetap bergerak secara dinamis tapi pada kenyataannya masih saja “jalan ditempat saja” di paradigma yang sama dari dahulu hingga sekarang. Banyak kalangan mulai menilai pesimis dan jenuh akan pembangunan dari sektor ini. “Sektor ini telah layu sebelum berkembang” itulah penilaian dari kalangan – kalangan ini menilik semua dari problematika di Negeri ini. Hal ini jelas terlihat nyata dari berbagai sub bagian yang mewarnai sektor ini. Mulai dari sektor hulu produksi hingga sektor hilir produksi. Mulai dari permasalahan darimana benih atau bibit hingga efisiensi pola kerja pengolahan produk dari pertanian ini. Jelas ini gambaran yang menjelaskan bahwa pertanian Ibu pertiwi ini digerogoti rayap stagnanitas yang kompleks untuk dijelaskan. Padahal apabila diperhatikan sekilas dari segi sumber daya alam yang melimpah untuk diolah dari dasar pertanian, Ibu Pertiwi ini tidak akan mengalami demam “krisis” berkepanjangan. Lalu dari faktor sumber daya manusia yang begitu limpah meruah dari negeri ini harusnya membuat kita sangat optimis sekali untuk mengerjakan pembangunan sektor pertanian Ibu Pertiwi ini. Namun sektor ini tinggal menunggu alarm kemunduran dan kematian saja pada kenyataannya.

Kemudian dari segi sektor lain yang mendukung sektor ini adalah sebuah komitmen dan goodwill dari segala komponen bangsa. Sebenarnya komponen ini yang harusnya mampu mengembalikan momentum pembangunan sektor pertanian sebagai motor penggerak tiang Negara untuk membantu kesejahteraan kehidupan masyarakat luas. Namun pada kenyataannya komponen kebijakan dari pemerintah terkadang tidak tepat dalam mendukung dan berakibat fatal ke arah yang memburuk kondisi sektor ini. Contohnya saja dalam hal jalur koordinasi kegiatan impor komoditas maupun kebutuhan dari sektor ini hanya menguntungkan pihak pengusaha besar dan tidak memperhatikan kondisi pengusaha pertanian kecil serta petani. Mereka berani mengambil langkah lari seribu langkah daripada tidak ada sama sekali atau hanya menggerakkan secara instan saja dalam menghadapi masalah. Lalu perlindungan terhadap benih maupun bibit lokal yang terkadang hanya dibiarkan dalam pengembangannya. Belum lagi segi lingkungan lahan produksi pertanian yang mulai mengalami kemunduran dari kualitas yang dimilikinya. Banyaknya penggunaan pupuk dan pestisida yang tidak bersahabat membuat titik residu makin meningkat.

Lalu ada juga mengenai berita baik lainnya yaitu negeri ini adalah produsen beras terbesar ketiga dunia setelah China dan India. Kontribusi Indonesia terhadap produksi beras dunia sebesar 8,5 persen atau 51 juta ton (Rice Almanac, 2002). Hal ini sangat mencengangkan yang berbanding terbalik dengan tingkat kekurangan gizi yang terus meningkat di kehidupan masyarakat. Namun entah kenapa problematika dari struktural serta kebutuhan hidup masyarakat masih belum mampu ditangani secara optimal dari negeri ini. Setiap harinya saja masih ada masyarakat yang mati kelaparan dan buruk tingkat kesejahteraannya. Apakah sudah banyak dirampok oleh pihak investor asing untuk mengambil berkat dari Negeri ini sehingga rakyat Negeri ini tetap menangisi hari esok.
  • Solusi Sebagai Titik Terang Pertanian
Sektor pertanian memang tiang dasar kesejahteraan kehidupan masyarakat luas dari Negeri kepulauan ini tapi sektor ini memiliki problematika akut dalam pembangunannya. Penyelesaian yang harus dilaksanakan adalah menyelesaikan sektor – sektor lainnya juga. Hal ini dapat menjadi pendukung keterpaduan lintas sektoral lebih baik lagi.
Pembangunan kebijakan yang idealis terhadap banyak pihak terutama mendukung penuh pengusahaannya dianggap sangat berarti sekali. Kebijakan penentuan adanya pola diversifikasi pangan Kebijakan ini akan membuat keanekaragaman produk dari produksi komoditas harus digarap dengan keseriusan tinggi sehingga akan membuat neraca produk stabil dan tidak akan timpang kedepannya. Negeri ini dapat mencontoh sedikit dari negeri sakura sana yaitu Jepang. Negeri tersebut berani mengambil langkah diversifikasi beras ke arah pengembangan umbi – umbian dan ubi – ubian secara tegas. Proses ini memang terlihat sulit terlihatnya tapi Jepang mampu melakukan hal tersebut sejak kalah peperangan dahulu dan memasukan pendidikan diversifikasi ini sejak usia menginjak sekolah dasar. Lalu dalam hal transformasi akses lahan pertanian yang juga harus dilakukan secara serius. Hal ini menjadi permasalahan penting juga mengingat bahwa sebagian petani yang ada di Indonesia adalah petani gurem. Lalu pemerintah juga mendaya gunakan investasi perlindungan yang multi disiplin apabila ingin meningkatkan pembangunan pertanian Indonesia. Kemudian transformasi industri pedesaan menjadi skala besar akan memberikan lapangan kerja baru bagi masyarakat luas.

Pengembangan teknologi dan penelitian yang terus digarap harus dijadikan prioritas teratas. Hal ini dikarenakan banyak petani yang sulit sekali mendapatkan bahan – bahan produksi dan teknologi yang mudah dan baik. Kegiatan ini dapat dilakukan melalui kegiatan penyuluhan di berbagai desa untuk melakukan pemetaan produk juga akan mempermudah setiap pertanian daerah. Lalu membangun jalur dan infrastruktur efektif,efisien serta moderen dalam memperkuat barisan pengembangan produk pertanian. Jika berbagai kebijakan dapat berjalan dengan baik dan mampu memberikan insentif bagi petani maka harapan dan optimisme keberhasilan pembangunan pertanian akan semakin nyata.

Ditulis Oleh : 
Juara 2 Lomba Penulisan Opini Faperta Unpad
(James Matheus, 150110080147, Agroteknologi 2008, Faperta Unpad)

0 komentar:

Posting Komentar

 

ShoutMix chat widget